KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK
KECIL DAN PERORANGAN
A.
Pengertian
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
Dalam
kamus bahasa Indonesia terbaru terampil adalah cakap dalam menyelesaikan tugas
dan cekatan, sedangkan keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas.[1]
Sedangkan mengajar adalah usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan
kondisi belajar bagi siswa.[2] Mengajar
sebagai suatu sistem dapat dipandang sebagai upaya untuk melakukan inovasi
dalam pendidikan dan pengajaran.[3]
Selain itu mengajar juga bisa dikatakan mengorganisasikan aktivitas siswa.[4]
Jadi,
berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksud dengan keterampilan
mengajar adalah seperangkat kemampuan/kecakapan guru dalam melatih/membimbing
aktivitas dan pengalaman seseorang serta membantunya berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungan.
Pengajaran
kelompok kecil ialah kegiatan guru dalam pembelajaran dengan cara menghadapi
banyak siswa-siswi yang masing-masing mempunyai kesempatan untuk bertatap muka
dengan guru secara kelompok, yaitu berkisar antara 3-10 orang untuk setiap
kelompok. Artinya, guru memberi kesempatan kepada para siswa-siswi untuk aktif
belajar dalam kelompok dan guru memberikan bimbingan pada kelompok kecil tersebut.[5]
Selain itu dengan berkelompok siswa bisa mencari pengetahuan dan pengalaman
dari berbagai sumber.[6]
Sedangkan
pengertian untuk keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan adalah
kemampuan guru/ instruktur dalam mengembangkan terjadinya hubungan
interpersonal yang sehat dan akrab antara guru dan siswa, maupun antara siswa
dan siswa, baik dalam kelompok kecil maupun perorangan.[7]
Selain itu pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru
memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih
akrab antara guru dan siswa maupun antara siswa dengan siswa, dan pengajaran
ini memungkinkan siswa belajar lebih aktif, memberikan rasa tanggung jawab yang
lebih besar, berkembangnya daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada siswa,
serta dapat memenuhi kebutuhan siswa secara optimal.[8]
Keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perorangan dapat dilakukan dengan:[9]
1. Mengembangkan
keterampilan dalam pengorganisasian, dengan memberikan motivasi dan membuat
variasi dalam pemberian tugas.
2. Membimbing
dan memudahkan belajar, yang mencakup penguatan, proses awal, supervisi dan interaksi
pembelajaran.
3. Perencanaan
penggunaan ruangan.
4. Pemberian
tugas yang jelas, menentang dan menarik.
Jadi,
dapat disimpulkan bahwasanya bentuk keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perseorangan ini adalah pengajaran yang jumlahnya terbatas antara 3-10 saja
dalam kelompok kecil dan juga merupakan bentuk pembelajaran yang memungkinkan
guru memberikan perhatian terhadap peserta didik dan bisa menjalin hubungan
yang lebih akrab antara guru dengan peserta didik maupun peserta didik dengan
peserta didik khususnya dalam melakukan pembelajaran perorangan.
B.
Peranan
guru
Agar hakekat
pembelajaran kelompok kecil benar-benar terwujud, peran guru harus lebih banyak
sebagai :[10]
1. Organisator
kegiatan belajar mengajar
Artinya keberhasilan
pelaksanaan pemeblajaran kelompok kecil ini dipengaruhi oleh kemampuan guru
yang mengorganisasi kegiatan belajar siswa-siswi seperti ketepatan memilih materi
pelajaran, memvariasikan kegiatan belajar, dan membentuk kelompok.
2. Sumber
informasi bagi siswa siswi
Artinya guru dianggap
sebagai manusia sumber, melalui guru dan dari guru pengetahuan disampaikan.[11]
Guru benar-benar menguasai materi yang sedang dipelajari siswa-siswi, dan
setiap saat siap untuk membantu memberi inovasi yang diperlukan oleh
siswa-siswi.
3. Pendorong
bagi siswa siswi untuk belajar
Guru dapat memotivasi
siswa-siswi untuk aktif belajar. Dengan kata lain guru sebagai motivator yaitu
guru memfosisikan diri sebagai penggerak, yang menumbuhkan semangat dan
kekuatan belajar bagi siswa.[12] Dalam
proses pembelajaran Motivasi merupakan suatu aspek dinamis yang sangat penting.[13]
Ada dua bentuk motivasi yaitu motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang timbul
untuk mencapai tujuan yang datang dari luar dirinya.[14]
Sedangkan motivasi intrinsik adalah dorongan agar siswa melakukan kegiatan
belajar dengan maksud mencapai tujuan yang terkandung dalam perbuatan itu
sendiri. Artinya motivasi ini berkenaan dengan kebutuhan belajar siswa sendiri.[15]
4. Penyediaan
materi dan kesempatan belajar bagi
siswa-siswi. Artinya guru di sini lebih sebagai fasilitator
5. Pembantu
dan pembimbing siwa-siswi. Guru mampu dan mau mendiagnosis kesulitan belajar
siswa siswi serta memberikan bantuan yang sesuai dengan kebutuhannya.
6. Peserta
kegiatan mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan siswa-siswi lainnya.
Artinya guru ikut menyumbangkan pendapatnya untuk memecahkan masalah dalam
kelompok serta mencari kesempatan bersama dengan hak suara seperti anggota
kelompok yang lain.
7. Pola
interaksi pemeblajaran, yaitu komunikasi pembelajaran hendaknya dikembangkan
dengan jalinan komunikasi interaktif. Melalui komunikasi interaksif, siswa
tidak hanya sebagai pendengar atau penerima informasi pembelajaran yang
disampaikan oleh guru, akan tetapi sebagai pebelajar yang aktif.[16]
C.
Ciri-ciri
pembelajaran kelompok kecil dan perorangan
Pengajaran
kelompok kecil dan perorangan dapat ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut:
1. Terjadi
Hubungan (interaksi) yang akrab dan sehat antara guru dan siswa dan siswa
dengan siswa
2. Siswa
belajar sesuai dengan kecepatan, cara kemampuan, dan minatnya sendiri.
3. Siswa
mendapatkan bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya
4. Siswa
dilibatkan dalam penentuan cara-cara belajar yang akan ditempuh, materi dan
alat yang akan digunakan dan bahkan tujuan yang ingin dicapai.[17]
Sedangkan
jenis kelompoknya, biasanya mempunyai ciri-ciri yang sama artinya dimiliki oleh
sitiap kelompok yaitu:
1. Mempunyai
keanggotaan yang jelas.
2. Ada
kesadaran kelompok.
3. Mempunyai
tujuan yang bersama.
4. Saling
bergantung dalam memenuhi kebutuhan.
5. Ada
interaksi dan komunikasi antar anggota.
6. Ada
tindakan besama.[18]
D.
Syarat
pembelajaran kelompok kecil dan perseorangan agar efektif
Pembentukan
kelompok kecil itu akan efektif dan produktif mencapai tujuan bila kelompok
kecil itu berkondisi :
1. Mempunyai
iklim yang hangat. Artinya terjadi hubungan yang akrab diantara sesama anggota
2. Sangat
kohesif, artinya terjadi hubungan yang yang erat dan kompak diantara anggota
kelompok
3. Ada
rasa tanggung jawab yang tinggi pada para anggotanya
4. Ada
rasa keanggotaan yang kuat pada para anggota.[19]
Selain
itu syarat-syarat yang harus dipenuhi agar pengajaran kelompok kecil dan
peroranga dapat terwujud yaitu:
1. Ada
hubungan yang sehat dan akrab antara guru-siswa dan siswa-siswa
2. Siswa
belajar dengan kecepatan, kemampuan, cara, dan minat sendiri
3. Siswa
mendapat bantuan sesuai dengan kebutuhannya
4. Siswa
dilibatkan dalam perencanaan belajar
5. Guru
dapat memainkan berbagai peran.
E.
Cara
pelaksanaan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan
1. Pembentukan
kelompok
Mengenai beberapa
banyaknya anggota setiap kelompok tidak ada ketentuan yang mutlak harus
ditaati. Yang harus diperhatikan adalah keefektifan kerja kelompok. Dasar yang
dipakai untuk membentuk kelompok itu adalah kehangatan iklim kelompok akan
tercipta karena adanya rasa persamaan antar anggota. Dalam kelompok itu semua
anggota merasa mempunyai persamaan minat, persamaan kemapuan, dan sebagainya.
2. Perencanaan
tugas kelompok
Tugas kelompok yang
diberikan pada tiap kelompok dapat paralel atau komplementer. Tugas paralel
artinya semua kelompok diberi tugas yang sama. Sedangkan tugas komplementer artinya
tiap kelompok diberi tugas yang berbeda dan diarahkan agar dapat saling
melengkapi untuk mencapai tujuan yang akan dicapai.
3. Persiapan
dan perencanaan
Kegiatan ini berupa
penyiapan dan pengaturan (setting) ruang belajar, menyiapkan alat dan sumber
belajar sehingga memungkinkan terjadi pembelajaran yang efektif dan produktif.
4. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan
pembelajaran kelompok kecil dan perorangan, langkah-langkahnya dapat diatur
sebagai berikut:
-
Pembelajaran diawali dengan pertemuan
klasikal untuk menyampaikan informasi umum kepada semua siswa-siswi mengenai
konsep dasar yang akan dicapai, tujuan pembelajaran, materi pokok, sumber dan
media pembelajaran, alat pembelajaran, ruang dan waktu yang disediakan untuk
setiap kelompok, kriteria keberhasilan, evaluasi yang digunakan dan
cara-caranya.
-
Setelah semuanya jelas apa yang harus
dilakukan, waktu yang disediakan, guru mempersilahkan masing-masing kelompok
untuk berkumpul sesuai dengan tempatnya masing-masing, kemudian siswa-siswi
belajar atau mengerjakan tugas.
-
Guru berkeliling memantau kerja
siswa-siswi, sambil mengamati manakala ada siswa-siwi yang memerlukan bantuan
guru.
-
Dalam waktu 15 menit atau 10 menit sebelum waktu yang
disediakan habis, guru mengingatkan semua kelompok bahwa waktunya akan segera
habis, untuk itu semua kelompok agar segera menyelesaikan tugasnya.
-
Setelah waktu berakhir, guru mengadakan
temuan klasikal, dan masing-masing kelompok melalui wakilnya menyampaikan
laporan hasil kerja. Kelompok yang lain dapat memberikan tanggapan berupa
pertanyaan maupun masukan. Sedangkan guru memberikan pemantapan hasil kerja
siswa-siswi
-
Sebagai bahan evaluasi, selain dalam
bentuk laporan lisan, guru dapat memanfaatkan laporan tertulis, karya tulis.[20]
F.
Pola
penggunaan pengajaran kelompok kecil dan perorangan dalam kelas
Ada empat pola
pengorganisasian yang bervariasi dalam melaksanakan pengajaran kelompok kecil
dan perorangan antara lain:
1.
Kelas
besar kelompok kecil + perorangan kelas
besar
Dalam pola ini kegiatan belajar mengajar dikelas
dimulai dengan pertemuan klasikal (kelas besar) untuk memberikan informasi umum
yang diperlukan siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Informasi yang
diberikan kepada siswa antara lain:
a. Pokok
bahasan yang akan dipelajari
b. Tugas-tugas
yang akan dikerjakan
c. Langkah-langkah
menyelesaikan tugas
d. Informasi
lain yang diperlukan
Selain itu siswa-siswi diberikan kesempatan untuk
memilih kegiatan dengan bekerja dalam kelompok kecil atau bekerja perorangan.
Setelah siswa menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dalam kelompok kecil
atau perorangan, kegiatan belajar mengajar berikutnya adalah mengikuti
pertemuan klasikal kembali untuk melaporkan tugas-tugas yang mereka kerjakan.
2.
Kelas
besar kelompok kecil + kelompok kecil kelas besar
Dalam pola ini, pertama siswa mengikuti
penjelasan secara klasikal mengenai pokok-pokok bahasan yang akan dipelajari,
tugas-tugas yang akan dikerjakan, serta langkah-langkah melaksanakan
tugas-tugas tersebut. Kedua, siswa diminta untuk bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.
Kemudian, siswa diminta melaporkan hasil-hasil yang diperoleh dari pengetahuan
dalam kelompok kecil dalam kelas (laporan secara klasikal).
3.
Kelas
besar perorangan kelompok
kecil kelas besar
Dalam pola ini pertemuan diawali dengan penjelasan
umum mengenai materi pelajaran yang akan dipelajari, serta tugas-tugas yang
akan dikerjakan siswa. Setelah mengikuti penjelasan umum, siswa langsung
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru secara perorangan, kemudian siswa
diminta bergabung dalam kelompok kecil untuk membahas hasil yang telah
diperoleh dari bekerja secara perorangan untuk didiskusikan bersama dalam
kelompok kecil. Setelah itu, siswa diminta untuk melaporkan hasil yang
diperoleh dalam kegiatan kelompok kecil kepada seluruh siswa di dalam kelas
4.
Kelas
besar perorangan + perorangan kelas
besar
Proses belajar mengajar dimulai dengan pemberian
penjelasan umum kepada siswa mengenai materi yang akan dipelajari serta
tugas-tugas yang akan dikerjakan oleh siswa. Setelah itu, siswa diminta bekerja
secara perorangan untuk melaksanakan tugas yang akan diberikan oleh guru
kemudian siswa diminta melaporkannya dikelas (secara klasikal).
G.
Komponen-komponen
keterampilan pembelajaran kelompok kecil dan perseorangan
Pengajaran
kelompok kecil dan perseorangan masing-masing memerlukan keterampilan yang
berkaitan dengan penanganan siswa dan penanganan tugas.[21]
Ada 4 kelompok keterampilan yang perlu dikuasai oleh guru dalam kaitan ini,
yaitu sebagai berikut :
1. Keterampilan
mengadakan pendekatan pribadi, yang ditampilkan dengan cara
-
Menunjukkan kehangatan dan kepekaan
terhadap kebutuhan siswa-siswi kelompok kecil maupun perorangan
-
Mengadakan secara simpatik
pikiran-pikiran yang dikemukakan oleh
siswa-siswi
-
Memberikan apresiasi secara positif
terhadap pikiran-pikiran yang dikemukakan oleh siswa-siswi
-
Membangun hubungan saling mempercayai
-
Menunjukkan kesiapan untuk membantu
siswa-siswi
-
Menerima perasaan siswa-siswi dengan
penuh perhatian dan terbuka
-
Berusaha mengendalikan situasi sehingga
siswa-siswi merasa aman, penuh pemahaman, dan dapat memecahkan masalah yang
dihadapinya.[22]
2. Keterampilan
mengorganisasikan kegiatan
Selama kegitan kelompok dan perorangan berlangsung,
guru berperan sebagai organisator, yang mengatur dan memonitor kegiatan dari
awal sampai akhir. Keterampilan yang diperlukan dalam pengorganisasian kelas
adalah:
-
Memberi orientasi umum tentang tujuan,
tugas, cara kerja, waktu, tempat kerja, dan sebagainya sebelum kegiatan
kelompok atau perseorangan dimulai.
-
Memvariasikan kegiatan yang mencakup
penyediaan ruangan, peralatan, dan cara melaksanakannya
-
Membentuk kelompok yang tepat.
-
Mengkoordinasikan kegiatan dengan cara
melihat kemajuan murid dari awal sampai akhir kegiatan
-
Membagi-bagi perhatian pada tugas dan
kebutuhan murid.
-
Mengakhiri kegiatan dengan laporan hasil
yang dicapai siswa-siswi
3. Keterampilan
membimbing dan memudahkan belajar
Membimbing
dan memudahkan murid belajar dapat dilakukan jika guru menguasai keterampilan
berikut :
-
Memberikan penguatan secara tepat,
sehingga murid terdorong untuk belajar lebih baik. Penguatan yang diberikan
haruslah bermakna, hangat, tepat sasaran, bervariasi, dan diberikan segera
setelah murid menunjukkan prilaku yang diharapkan.
-
Mengembangkan supervisi proses awal, yakni
sikap tanggap guru terhadap siswa baik individu maupun kelompok yang
memungkinkan guru mengetahui apakah segala sesuatu berjalan lancar sesuia
dengan yang diharapkan.
-
Melakuakan supervisi proses lanjut.
Setelah kelompok atau murid secara perseoranggan bekerja beberapa saat, guru
perlu berkeliling kembali untuk memberi bantuan bagi murid yang memerlukan.
Untuk itu guru harus mampu berinteraksi dengan murid, sehingga bantuan yang
diberikan cukup efektif. Interaksi berupa bantuan ini dapat dilakukan dalam bentuk-bentuk
berikut:
·
Memberi pelajaran tambahan atau
bimbingan belajar (tutorial)
·
Melibatkan diri sebagai peserta aktif
dari kelompok yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan anggota
kelompok lain. Kehadiran guru dalam kelompok akan mendorong murid untuk lebih
aktif
·
Memimpin diskusi kelompok kecil, jika
diperlukan
·
Bertindak sebagai katalisator, yaitu
meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir atau belajar melalui pertanyaan,
komentar, dan saran-saran
-
Mengadakan supervise pemaduan, yang
bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan kegiatan serta menyiagakan kegiatan
siswa untuk mengikuti kegiatan akhir.
4. Keterampilan
merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar
Merencanakan dan
melaksanakan kegiatan belajar-mengajar merupakan tugas utama guru, baik guru
yang mengajar hanya satu kelas, maupun guru yang harus merangkap kelas.
Kemampuan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar mencakup
berbagai keterampilan berikut.
-
Membantu murid menetapkan tujuan
belajar, yang dapat dilakukan dengan diskusi atau menyediakan bahan-bahan yang
menarik, yang mampu mendorong murid untuk mencapai tujuan tersebut.
-
Memecahkan kegiatan belajar-menagajar,
bila perlu bersama murid.
-
Bertindak atau berperan sebagai
penasehat bagi murid, jika diperlukan.
-
Membantu murid menilai pencapaian atau
kemajuan. Pada umumnya penilaian atas kemajuan/pencapaian murid dilakukan oleh
guru.[23]
H.
Prinsip
penggunaan
1. Variasi
mengorganisasi kelas besar, kelompok, perorangan disesuaikan dengan tujuan
yang hendak dicapai, kemampuan
siswa, ketersediaan fasilitas, waktu,
serta kemampuan guru/instruktur
2. Tidak
semua topik dapat dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil dan
perorangan. Informasi umum sebainya disampaikan secara klasikal.
3. Pengajaran
kelompok kecil yang efektif selalu diakhiri dengan berupa rangkuman, pemantapan, kesepakatan, laporan,
dan sebagainya
4. Guru/instruktur
perlu mengenal siswa secara perorangan (individu) agar dapat mengatur kondisi
belajar dengan tepat
5. Dalam
kegiatan belajar perorangan, siswa dapat bekerja secara bebas dengan bahan yang
telah disiapkan guru/instruktur.[24]
I.
Kelebihan
dan kelemahan dalama mengajar kelompok kecil dan perseorangan.
a. Kelebihan
-
Dalam proses mengajar ini memungkinkan penyerapan
pelajaran pada setiap siswa dapat lebih maksimal
-
Guru dapat lebih mudah melakukan
pendekatan pada setiap masing-masing siswa sehingga guru dapat memahami
karakter masing-masing siswa, jadi guru lebih mudah menentukan metode pembelajaran
yang cocok untuk siswa
b. Kelemahan
-
Pengembangan informasi kurang luas
karena keterbatasan siswa
-
Kurangnya motivasi siswa dalam bersaing
karena variasi karakter siswa terbatas
-
Kurangnya jiwa sosial pada siswa.[25]
DAFTAR
PUSTAKA
Aria
Djalil.2002.Pembelajaran Kelas Rangkap.Jakarta:Universitas
Terbuka
Dadang Sukiman.2012.Pembelajaran Micro Teaching.Jakarta:Direktorat Jendral Pendidikan
Islam Kementrian Agama
Dessy Anwar. 2010.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia terbaru. Surabaya: Emilia
Didi Supriadie, Deni Darmawan.2012. Komunikasi pembelajaran. Bandung:PT
Remaja Rosdakarya
E Mulyasa.2007. Menciptakan
Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Menjadi Guru Profesional. Bandung
:PT Remaja Rosdakarya
Hamid Darmadi. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar Landasan Konsep dan Implementasi.
Bandung:Alfabeta
H.Udin s,dkk. 2002.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:UniVersitas Terbuka
H.Syaiful sagala.2009. Konsep Dan Makna Pembelajaran.Bandung:Alfabeta
H.Wina Sanjaya.2013. Kurikulum dan pembelajaran teori dan praktek pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan.Jakarta:Kencana Prenada Media Group
IG.A.K Wardani, dkk.1998. Buku Materi Pokok Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM).Jakarta:Universitas
Terbuka
IG.A.K Wardani, dkk. 2011. Buku Materi Pokok Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM). Jakarta:Universitas
Terbuka
JJ.Hasibuan, Moedjiono.2009.Proses belajar Mengajar.Bandung: Rosda karya
Moh.Uzer Usman. 2008. Menjadi Guru Frofesional.Bandung:PT Remaja Rosdakarya
Nana Sudjana.2010. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung : Sinar Baru Algensindo
Oemar Hamalik. 2009. Psikologi Belajar Mengajar.Bandung:Sinar Baru Algensindo Offset
Oemar Hamalik. 2001. Proses belajar mengajar.Jakarta:Bumi Aksara
Piet A. Sahertian, Ida Aleida Sahertian.1990. Supervisi pendidikan dalam rangka program
inservice education. Jakarta:Rineka Cipta
Ramli, dkk. 2009.Microteaching.Surabaya:
ApriantA
Sudirman AM. 2012. Interaksi dan motivasi Belajar
Mengajar.Jakarta:Rajawali Pers
Werkanis,Marlius Hamadi.2003. Strategi mengajar Dalam Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Di Sekolah.Pekan
Baru:PT Suntra Benta Perk
http://irviandikara.blogspot.com/2008/02/mengajar-kelompok-kecil-dan-perorangan.htm.diakses
20 agustus 2011
[1]Dessy
Anwar.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
terbaru.(Surabaya: Emilia,2010).hlm.515
[2]
Oemar Hamalik.Proses belajar mengajar.(Jakarta:Bumi
Aksara,2001).hlm. 48
[3]
Werkanis,Marlius Hamadi.Strategi mengajar
Dalam Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Di Sekolah.(Pekan Baru:PT Suntra
Benta Perkasa,2003).hlm. 22
[4]H.Syaiful
sagala.Konsep Dan Makna Pembelajaran.(Bandung:Alfabeta,2009).hlm.61
[5]
Ramli, dkk. Microteaching.(Surabaya:
ApriantA,2009).hlm.10-12
[6]Oemar
Hamalik.Psikologi Belajar Mengajar.(Bandung:Sinar
Baru Algensindo Offset,2009).hlm.158
[7]
Didi Supriadie, Deni Darmawan.Komunikasi
pembelajaran.(Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2012).hlm.158
[8]Moh.Uzer
Usman. Menjadi Guru Frofesional.(Bandung:PT
Remaja Rosdakarya,2008).hlm.103
[9]E
Mulyasa. Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan, Menjadi Guru Profesional.(Bandung :PT Remaja
Rosdakarya,2007).hlm.92
[10]
IG.A.K Wardani, dkk. Buku Materi Pokok
Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM).(Jakarta:Universitas
Terbuka,1998).hlm.27
[11]
Piet A. Sahertian, Ida Aleida Sahertian.Supervisi
pendidikan dalam rangka program inservice education.( Jakarta:Rineka
Cipta,1990).hlm.36
[12]Sudirman
AM. Interaksi dan motivasi Belajar
Mengajar.(Jakarta:Rajawali Pers,2012).hlm.73
[13]Hamid
Darmadi. Kemampuan Dasar Mengajar
Landasan Konsep dan Implementasi.(Bandung:Alfabeta,2010).hlm.9
[14]Nana
Sudjana.Dasar-Dasar Proses Belajar
Mengajar.(Bandung : Sinar Baru Algensindo,2010).hlm.160
[15]H.Wina
Sanjaya.Kurikulum dan pembelajaran teori
dan praktek pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.(Jakarta:Kencana
Prenada Media Group,2013).hlm. 250
[16]Dadang
Sukiman.Pembelajaran Micro Teaching.(Jakarta:Direktorat
Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama,2012).hlm.366
[17]H.Udin
s,dkk. Strategi Belajar Mengajar.(Jakarta:UniVersitas
Terbuka,2002).hlm.8.57
[18]Ramli,
dkk. Op.cit.hlm.10-13
[19]Ibid.hlm.10-13
[20]Ramli,dkk.op.cit.hlm.10-15
[21]
IG.A.K Wardani, dkk.Buku Materi Pokok Pemantapan
Kemampuan Mengajar (PKM).(Jakarta:Universitas Terbuka,2011).hlm.33
[22]JJ.Hasibuan,
Moedjiono.Proses belajar Mengajar.(Bandung: Rosda karya,2009).hlm.77
[23]Aria
Djalil.Pembelajaran Kelas Rangkap.(Jakarta:Universitas
Terbuka,2002).hlm.6.17-6.25
[24]
IG.A.K Wardani, dkk.op.cit.hlm.34
Tidak ada komentar:
Posting Komentar