Jumat, 15 Mei 2015

makalah mikro teaching



KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN
A.    Pengertian keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
Dalam kamus bahasa Indonesia terbaru terampil adalah cakap dalam menyelesaikan tugas dan cekatan, sedangkan keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas.[1] Sedangkan mengajar adalah usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa.[2] Mengajar sebagai suatu sistem dapat dipandang sebagai upaya untuk melakukan inovasi dalam pendidikan dan pengajaran.[3] Selain itu mengajar juga bisa dikatakan mengorganisasikan aktivitas siswa.[4]
Jadi, berdasarkan  pengertian tersebut  maka yang dimaksud dengan keterampilan mengajar adalah seperangkat kemampuan/kecakapan guru dalam melatih/membimbing aktivitas dan pengalaman seseorang serta membantunya berkembang dan  menyesuaikan diri kepada lingkungan.
Pengajaran kelompok kecil ialah kegiatan guru dalam pembelajaran dengan cara menghadapi banyak siswa-siswi yang masing-masing mempunyai kesempatan untuk bertatap muka dengan guru secara kelompok, yaitu berkisar antara 3-10 orang untuk setiap kelompok. Artinya, guru memberi kesempatan kepada para siswa-siswi untuk aktif belajar dalam kelompok dan guru memberikan bimbingan pada  kelompok kecil tersebut.[5] Selain itu dengan berkelompok siswa bisa mencari pengetahuan dan pengalaman dari berbagai sumber.[6]
Sedangkan pengertian untuk keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan adalah kemampuan guru/ instruktur dalam mengembangkan terjadinya hubungan interpersonal yang sehat dan akrab antara guru dan siswa, maupun antara siswa dan siswa, baik dalam kelompok kecil maupun perorangan.[7] Selain itu pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa maupun antara siswa dengan siswa, dan pengajaran ini memungkinkan siswa belajar lebih aktif, memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar, berkembangnya daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada siswa, serta dapat memenuhi kebutuhan siswa secara optimal.[8]
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dapat dilakukan dengan:[9]
1.      Mengembangkan keterampilan dalam pengorganisasian, dengan memberikan motivasi dan membuat variasi dalam pemberian tugas.
2.      Membimbing dan memudahkan belajar, yang mencakup penguatan, proses awal, supervisi dan interaksi pembelajaran.
3.      Perencanaan penggunaan ruangan.
4.      Pemberian tugas yang jelas, menentang dan menarik.
Jadi, dapat disimpulkan bahwasanya bentuk keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan ini adalah pengajaran yang jumlahnya terbatas antara 3-10 saja dalam kelompok kecil dan juga merupakan bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap peserta didik dan bisa menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta didik maupun peserta didik dengan peserta didik khususnya dalam melakukan pembelajaran perorangan.
B.     Peranan guru
Agar hakekat pembelajaran kelompok kecil benar-benar terwujud, peran guru harus lebih banyak sebagai :[10]
1.      Organisator kegiatan belajar mengajar
Artinya keberhasilan pelaksanaan pemeblajaran kelompok kecil ini dipengaruhi oleh kemampuan guru yang mengorganisasi kegiatan belajar siswa-siswi seperti ketepatan memilih materi pelajaran, memvariasikan kegiatan belajar, dan membentuk kelompok.
2.      Sumber informasi bagi siswa siswi
Artinya guru dianggap sebagai manusia sumber, melalui guru dan dari guru pengetahuan disampaikan.[11] Guru benar-benar menguasai materi yang sedang dipelajari siswa-siswi, dan setiap saat siap untuk membantu memberi inovasi yang diperlukan oleh siswa-siswi.
3.      Pendorong bagi siswa siswi untuk belajar
Guru dapat memotivasi siswa-siswi untuk aktif belajar. Dengan kata lain guru sebagai motivator yaitu guru memfosisikan diri sebagai penggerak, yang menumbuhkan semangat dan kekuatan belajar bagi siswa.[12] Dalam proses pembelajaran Motivasi merupakan suatu aspek dinamis yang sangat penting.[13] Ada dua bentuk motivasi yaitu motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang timbul untuk mencapai tujuan yang datang dari luar dirinya.[14] Sedangkan motivasi intrinsik adalah dorongan agar siswa melakukan kegiatan belajar dengan maksud mencapai tujuan yang terkandung dalam perbuatan itu sendiri. Artinya motivasi ini berkenaan dengan kebutuhan belajar siswa sendiri.[15]
4.      Penyediaan materi dan kesempatan belajar  bagi siswa-siswi. Artinya guru di sini lebih sebagai fasilitator
5.      Pembantu dan pembimbing siwa-siswi. Guru mampu dan mau mendiagnosis kesulitan belajar siswa siswi serta memberikan bantuan yang sesuai dengan kebutuhannya.
6.      Peserta kegiatan mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan siswa-siswi lainnya. Artinya guru ikut menyumbangkan pendapatnya untuk memecahkan masalah dalam kelompok serta mencari kesempatan bersama dengan hak suara seperti anggota kelompok yang lain.
7.      Pola interaksi pemeblajaran, yaitu komunikasi pembelajaran hendaknya dikembangkan dengan jalinan komunikasi interaktif. Melalui komunikasi interaksif, siswa tidak hanya sebagai pendengar atau penerima informasi pembelajaran yang disampaikan oleh guru, akan tetapi sebagai pebelajar yang aktif.[16]

C.    Ciri-ciri pembelajaran kelompok kecil dan perorangan
Pengajaran kelompok kecil dan perorangan dapat ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Terjadi Hubungan (interaksi) yang akrab dan sehat antara guru dan siswa dan siswa dengan siswa
2.      Siswa belajar sesuai dengan kecepatan, cara kemampuan, dan minatnya sendiri.
3.      Siswa mendapatkan bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya
4.      Siswa dilibatkan dalam penentuan cara-cara belajar yang akan ditempuh, materi dan alat yang akan digunakan dan bahkan tujuan yang ingin dicapai.[17]
Sedangkan jenis kelompoknya, biasanya mempunyai ciri-ciri yang sama artinya dimiliki oleh sitiap kelompok yaitu:
1.      Mempunyai keanggotaan yang jelas.
2.      Ada kesadaran kelompok.
3.      Mempunyai tujuan yang bersama.
4.      Saling bergantung dalam memenuhi kebutuhan.
5.      Ada interaksi dan komunikasi antar anggota.
6.      Ada tindakan besama.[18]

D.    Syarat pembelajaran kelompok kecil dan perseorangan agar efektif
Pembentukan kelompok kecil itu akan efektif dan produktif mencapai tujuan bila kelompok kecil itu berkondisi :
1.      Mempunyai iklim yang hangat. Artinya terjadi hubungan yang akrab diantara sesama anggota
2.      Sangat kohesif, artinya terjadi hubungan yang yang erat dan kompak diantara anggota kelompok
3.      Ada rasa tanggung jawab yang tinggi pada para anggotanya
4.      Ada rasa keanggotaan yang kuat pada para anggota.[19]
Selain itu syarat-syarat yang harus dipenuhi agar pengajaran kelompok kecil dan peroranga dapat terwujud  yaitu:
1.      Ada hubungan yang sehat dan akrab antara guru-siswa dan siswa-siswa
2.      Siswa belajar dengan kecepatan, kemampuan, cara, dan minat sendiri
3.      Siswa mendapat bantuan sesuai dengan kebutuhannya
4.      Siswa dilibatkan dalam perencanaan belajar
5.      Guru dapat memainkan berbagai peran.

E.     Cara pelaksanaan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan
1.      Pembentukan kelompok
Mengenai beberapa banyaknya anggota setiap kelompok tidak ada ketentuan yang mutlak harus ditaati. Yang harus diperhatikan adalah keefektifan kerja kelompok. Dasar yang dipakai untuk membentuk kelompok itu adalah kehangatan iklim kelompok akan tercipta karena adanya rasa persamaan antar anggota. Dalam kelompok itu semua anggota merasa mempunyai persamaan minat, persamaan kemapuan, dan sebagainya.
2.      Perencanaan tugas kelompok
Tugas kelompok yang diberikan pada tiap kelompok dapat paralel atau komplementer. Tugas paralel artinya semua kelompok diberi tugas yang sama. Sedangkan tugas komplementer artinya tiap kelompok diberi tugas yang berbeda dan diarahkan agar dapat saling melengkapi untuk mencapai tujuan yang akan dicapai.
3.      Persiapan dan perencanaan
Kegiatan ini berupa penyiapan dan pengaturan (setting) ruang belajar, menyiapkan alat dan sumber belajar sehingga memungkinkan terjadi pembelajaran yang efektif dan produktif.
4.      Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan, langkah-langkahnya dapat diatur sebagai berikut:
-          Pembelajaran diawali dengan pertemuan klasikal untuk menyampaikan informasi umum kepada semua siswa-siswi mengenai konsep dasar yang akan dicapai, tujuan pembelajaran, materi pokok, sumber dan media pembelajaran, alat pembelajaran, ruang dan waktu yang disediakan untuk setiap kelompok, kriteria keberhasilan, evaluasi yang digunakan dan cara-caranya.
-          Setelah semuanya jelas apa yang harus dilakukan, waktu yang disediakan, guru mempersilahkan masing-masing kelompok untuk berkumpul sesuai dengan tempatnya masing-masing, kemudian siswa-siswi belajar atau mengerjakan tugas.
-          Guru berkeliling memantau kerja siswa-siswi, sambil mengamati manakala ada siswa-siwi yang memerlukan bantuan guru.
-          Dalam waktu 15  menit atau 10 menit sebelum waktu yang disediakan habis, guru mengingatkan semua kelompok bahwa waktunya akan segera habis, untuk itu semua kelompok agar segera menyelesaikan tugasnya.
-          Setelah waktu berakhir, guru mengadakan temuan klasikal, dan masing-masing kelompok melalui wakilnya menyampaikan laporan hasil kerja. Kelompok yang lain dapat memberikan tanggapan berupa pertanyaan maupun masukan. Sedangkan guru memberikan pemantapan hasil kerja siswa-siswi
-          Sebagai bahan evaluasi, selain dalam bentuk laporan lisan, guru dapat memanfaatkan laporan tertulis, karya tulis.[20]

F.     Pola penggunaan pengajaran kelompok kecil dan perorangan dalam kelas
Ada empat pola pengorganisasian yang bervariasi dalam melaksanakan pengajaran kelompok kecil dan perorangan antara lain:
1.      Kelas besar       kelompok kecil + perorangan        kelas besar
Dalam pola ini kegiatan belajar mengajar dikelas dimulai dengan pertemuan klasikal (kelas besar) untuk memberikan informasi umum yang diperlukan siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Informasi yang diberikan kepada siswa antara lain:
a.       Pokok bahasan yang akan dipelajari
b.      Tugas-tugas yang akan dikerjakan
c.       Langkah-langkah menyelesaikan tugas
d.      Informasi lain yang diperlukan
Selain itu siswa-siswi diberikan kesempatan untuk memilih kegiatan dengan bekerja dalam kelompok kecil atau bekerja perorangan. Setelah siswa menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dalam kelompok kecil atau perorangan, kegiatan belajar mengajar berikutnya adalah mengikuti pertemuan klasikal kembali untuk melaporkan tugas-tugas yang mereka kerjakan.
2.      Kelas besar      kelompok kecil + kelompok kecil       kelas besar
Dalam pola ini, pertama siswa mengikuti penjelasan secara klasikal mengenai pokok-pokok bahasan yang akan dipelajari, tugas-tugas yang akan dikerjakan, serta langkah-langkah melaksanakan tugas-tugas tersebut. Kedua, siswa diminta untuk bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Kemudian, siswa diminta melaporkan hasil-hasil yang diperoleh dari pengetahuan dalam kelompok kecil dalam kelas (laporan secara klasikal).
3.      Kelas besar       perorangan        kelompok kecil        kelas besar
Dalam pola ini pertemuan diawali dengan penjelasan umum mengenai materi pelajaran yang akan dipelajari, serta tugas-tugas yang akan dikerjakan siswa. Setelah mengikuti penjelasan umum, siswa langsung mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru secara perorangan, kemudian siswa diminta bergabung dalam kelompok kecil untuk membahas hasil yang telah diperoleh dari bekerja secara perorangan untuk didiskusikan bersama dalam kelompok kecil. Setelah itu, siswa diminta untuk melaporkan hasil yang diperoleh dalam kegiatan kelompok kecil kepada seluruh siswa di dalam kelas
4.      Kelas besar        perorangan + perorangan         kelas besar
Proses belajar mengajar dimulai dengan pemberian penjelasan umum kepada siswa mengenai materi yang akan dipelajari serta tugas-tugas yang akan dikerjakan oleh siswa. Setelah itu, siswa diminta bekerja secara perorangan untuk melaksanakan tugas yang akan diberikan oleh guru kemudian siswa diminta melaporkannya dikelas (secara klasikal).

G.    Komponen-komponen keterampilan pembelajaran kelompok kecil dan perseorangan
Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan masing-masing memerlukan keterampilan yang berkaitan dengan penanganan siswa dan penanganan tugas.[21] Ada 4 kelompok keterampilan yang perlu dikuasai oleh guru dalam kaitan ini, yaitu sebagai berikut :
1.      Keterampilan mengadakan pendekatan pribadi, yang ditampilkan dengan cara
-          Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa-siswi kelompok kecil maupun perorangan
-          Mengadakan secara simpatik pikiran-pikiran  yang dikemukakan oleh siswa-siswi
-          Memberikan apresiasi secara positif terhadap pikiran-pikiran yang dikemukakan oleh siswa-siswi
-          Membangun hubungan saling mempercayai
-          Menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa-siswi
-          Menerima perasaan siswa-siswi dengan penuh perhatian dan terbuka
-          Berusaha mengendalikan situasi sehingga siswa-siswi merasa aman, penuh pemahaman, dan dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.[22]
2.      Keterampilan mengorganisasikan kegiatan
Selama kegitan kelompok dan perorangan berlangsung, guru berperan sebagai organisator, yang mengatur dan memonitor kegiatan dari awal sampai akhir. Keterampilan yang diperlukan dalam pengorganisasian kelas adalah:
-          Memberi orientasi umum tentang tujuan, tugas, cara kerja, waktu, tempat kerja, dan sebagainya sebelum kegiatan kelompok atau perseorangan dimulai.
-          Memvariasikan kegiatan yang mencakup penyediaan ruangan, peralatan, dan cara melaksanakannya
-          Membentuk kelompok yang tepat.
-          Mengkoordinasikan kegiatan dengan cara melihat kemajuan murid dari awal sampai akhir kegiatan
-          Membagi-bagi perhatian pada tugas dan kebutuhan murid.
-          Mengakhiri kegiatan dengan laporan hasil yang dicapai siswa-siswi
3.      Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar
Membimbing dan memudahkan murid belajar dapat dilakukan jika guru menguasai keterampilan berikut :
-          Memberikan penguatan secara tepat, sehingga murid terdorong untuk belajar lebih baik. Penguatan yang diberikan haruslah bermakna, hangat, tepat sasaran, bervariasi, dan diberikan segera setelah murid menunjukkan prilaku yang diharapkan.
-          Mengembangkan supervisi proses awal, yakni sikap tanggap guru terhadap siswa baik individu maupun kelompok yang memungkinkan guru mengetahui apakah segala sesuatu berjalan lancar sesuia dengan yang diharapkan.
-          Melakuakan supervisi proses lanjut. Setelah kelompok atau murid secara perseoranggan bekerja beberapa saat, guru perlu berkeliling kembali untuk memberi bantuan bagi murid yang memerlukan. Untuk itu guru harus mampu berinteraksi dengan murid, sehingga bantuan yang diberikan cukup efektif. Interaksi berupa bantuan ini dapat dilakukan dalam bentuk-bentuk berikut:
·         Memberi pelajaran tambahan atau bimbingan belajar (tutorial)
·         Melibatkan diri sebagai peserta aktif dari kelompok yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan anggota kelompok lain. Kehadiran guru dalam kelompok akan mendorong murid untuk lebih aktif
·         Memimpin diskusi kelompok kecil, jika diperlukan
·         Bertindak sebagai katalisator, yaitu meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir atau belajar melalui pertanyaan, komentar, dan saran-saran
-          Mengadakan supervise pemaduan, yang bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan kegiatan serta menyiagakan kegiatan siswa untuk mengikuti kegiatan akhir.
4.      Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar
Merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar merupakan tugas utama guru, baik guru yang mengajar hanya satu kelas, maupun guru yang harus merangkap kelas. Kemampuan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar mencakup berbagai keterampilan berikut.
-          Membantu murid menetapkan tujuan belajar, yang dapat dilakukan dengan diskusi atau menyediakan bahan-bahan yang menarik, yang mampu mendorong murid untuk mencapai tujuan tersebut.
-          Memecahkan kegiatan belajar-menagajar, bila perlu bersama murid.
-          Bertindak atau berperan sebagai penasehat bagi murid, jika diperlukan.
-          Membantu murid menilai pencapaian atau kemajuan. Pada umumnya penilaian atas kemajuan/pencapaian murid dilakukan oleh guru.[23] 

H.    Prinsip penggunaan
1.      Variasi mengorganisasi kelas besar, kelompok, perorangan disesuaikan dengan tujuan yang  hendak dicapai, kemampuan siswa,  ketersediaan fasilitas, waktu, serta kemampuan guru/instruktur
2.      Tidak semua topik dapat dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil dan perorangan. Informasi umum sebainya disampaikan secara klasikal.
3.      Pengajaran kelompok kecil yang efektif selalu diakhiri dengan berupa  rangkuman, pemantapan, kesepakatan, laporan, dan sebagainya
4.      Guru/instruktur perlu mengenal siswa secara perorangan (individu) agar dapat mengatur kondisi belajar dengan tepat
5.      Dalam kegiatan belajar perorangan, siswa dapat bekerja secara bebas dengan bahan yang telah disiapkan guru/instruktur.[24]
I.       Kelebihan dan kelemahan dalama mengajar kelompok kecil dan perseorangan.
a.       Kelebihan
-          Dalam proses mengajar ini memungkinkan penyerapan pelajaran pada setiap siswa dapat lebih maksimal
-          Guru dapat lebih mudah melakukan pendekatan pada setiap masing-masing siswa sehingga guru dapat memahami karakter masing-masing siswa, jadi guru lebih mudah menentukan metode pembelajaran yang cocok untuk siswa
b.      Kelemahan
-          Pengembangan informasi kurang luas karena keterbatasan siswa
-          Kurangnya motivasi siswa dalam bersaing karena variasi karakter siswa terbatas
-          Kurangnya jiwa sosial pada siswa.[25]












DAFTAR PUSTAKA
Aria Djalil.2002.Pembelajaran Kelas Rangkap.Jakarta:Universitas Terbuka
Dadang Sukiman.2012.Pembelajaran Micro Teaching.Jakarta:Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama
Dessy Anwar. 2010.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia terbaru. Surabaya: Emilia
Didi Supriadie, Deni Darmawan.2012. Komunikasi pembelajaran. Bandung:PT Remaja Rosdakarya
E Mulyasa.2007. Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Menjadi Guru Profesional. Bandung :PT Remaja Rosdakarya
Hamid Darmadi. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar Landasan Konsep dan Implementasi. Bandung:Alfabeta
H.Udin s,dkk. 2002.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:UniVersitas Terbuka
H.Syaiful sagala.2009. Konsep Dan Makna Pembelajaran.Bandung:Alfabeta
H.Wina Sanjaya.2013. Kurikulum dan pembelajaran teori dan praktek pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Jakarta:Kencana Prenada Media Group
IG.A.K Wardani, dkk.1998. Buku Materi Pokok Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM).Jakarta:Universitas Terbuka
IG.A.K Wardani, dkk. 2011. Buku Materi Pokok Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM). Jakarta:Universitas Terbuka
JJ.Hasibuan, Moedjiono.2009.Proses belajar Mengajar.Bandung: Rosda karya
Moh.Uzer Usman. 2008. Menjadi Guru Frofesional.Bandung:PT Remaja Rosdakarya
Nana Sudjana.2010. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung : Sinar Baru Algensindo
Oemar Hamalik. 2009. Psikologi Belajar Mengajar.Bandung:Sinar Baru Algensindo Offset
Oemar Hamalik. 2001. Proses belajar mengajar.Jakarta:Bumi Aksara
Piet A. Sahertian, Ida Aleida Sahertian.1990. Supervisi pendidikan dalam rangka program inservice education. Jakarta:Rineka Cipta
Ramli, dkk. 2009.Microteaching.Surabaya: ApriantA
Sudirman AM. 2012.  Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar.Jakarta:Rajawali Pers
Werkanis,Marlius Hamadi.2003. Strategi mengajar Dalam Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Di Sekolah.Pekan Baru:PT Suntra Benta Perk


[1]Dessy Anwar.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia terbaru.(Surabaya: Emilia,2010).hlm.515
[2] Oemar Hamalik.Proses belajar mengajar.(Jakarta:Bumi Aksara,2001).hlm. 48
[3] Werkanis,Marlius Hamadi.Strategi mengajar Dalam Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Di Sekolah.(Pekan Baru:PT Suntra Benta Perkasa,2003).hlm. 22
[4]H.Syaiful sagala.Konsep Dan Makna Pembelajaran.(Bandung:Alfabeta,2009).hlm.61
[5] Ramli, dkk. Microteaching.(Surabaya: ApriantA,2009).hlm.10-12
[6]Oemar Hamalik.Psikologi Belajar Mengajar.(Bandung:Sinar Baru Algensindo Offset,2009).hlm.158
[7] Didi Supriadie, Deni Darmawan.Komunikasi pembelajaran.(Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2012).hlm.158
[8]Moh.Uzer Usman. Menjadi Guru Frofesional.(Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2008).hlm.103
[9]E Mulyasa. Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Menjadi Guru Profesional.(Bandung :PT Remaja Rosdakarya,2007).hlm.92
[10] IG.A.K Wardani, dkk. Buku Materi Pokok Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM).(Jakarta:Universitas Terbuka,1998).hlm.27
[11] Piet A. Sahertian, Ida Aleida Sahertian.Supervisi pendidikan dalam rangka program inservice education.( Jakarta:Rineka Cipta,1990).hlm.36
[12]Sudirman AM. Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar.(Jakarta:Rajawali Pers,2012).hlm.73
[13]Hamid Darmadi. Kemampuan Dasar Mengajar Landasan Konsep dan Implementasi.(Bandung:Alfabeta,2010).hlm.9
[14]Nana Sudjana.Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.(Bandung : Sinar Baru Algensindo,2010).hlm.160
[15]H.Wina Sanjaya.Kurikulum dan pembelajaran teori dan praktek pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.(Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2013).hlm. 250
[16]Dadang Sukiman.Pembelajaran Micro Teaching.(Jakarta:Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama,2012).hlm.366
[17]H.Udin s,dkk. Strategi Belajar Mengajar.(Jakarta:UniVersitas Terbuka,2002).hlm.8.57
[18]Ramli, dkk. Op.cit.hlm.10-13
[19]Ibid.hlm.10-13
[20]Ramli,dkk.op.cit.hlm.10-15
[21] IG.A.K Wardani, dkk.Buku Materi Pokok Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM).(Jakarta:Universitas Terbuka,2011).hlm.33

[22]JJ.Hasibuan, Moedjiono.Proses belajar Mengajar.(Bandung: Rosda karya,2009).hlm.77
[23]Aria Djalil.Pembelajaran Kelas Rangkap.(Jakarta:Universitas Terbuka,2002).hlm.6.17-6.25
[24] IG.A.K Wardani, dkk.op.cit.hlm.34

Tidak ada komentar:

Posting Komentar