BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ide pertama
dari pesawat sederhana berawal dari seorang filsuf Yunani Archimedes sekitar
abad ke-3 sebelum masehi. Ia mempelajari 3 pesawat sederhana: katrol,
pengungkit, dan sekrup. Ia menemukan rumusan untuk mencari keuntungan mekanik pada pengungkit. Para ilmuwan
Yunani sendiri akhirnya mendefinisikan 5 macam pesawat sederhana (tidak
termasuk bidang miring) dan mereka dapat menghitung keuntungan mekanik semua
alat-alat tersebut (meski perhitungan untuk baji dan sekrup tidak terlalu
akurat dikarenakan gaya gesek yang besar). Hero dari Alexandria (sekitar
10–75 AD) dalam karyanya Mechanics mendefinisikan ada 5 pesawat
sederhana: pengungkit, kerekan, katrol, baji, dan katrol. dan menjelaskan
alat-alatnya mengenai cara pembuatan dan kegunaanya.
Alat yang digunakan oleh manusia untuk memudahkan melakukan
pekerjaan atau kegiatan disebut pesawat. Ada dua jenis pesawat, yaitu : pesawat sederhana dan
pesawat rumit. Pesawat sederhana adalah alat bantu kerja yang bentuknya sangat sederhana
contohnya adalah tuas, bidang miring, dan katrol. Pesawat rumit adalah pesawat
yang terdiri dari susunan beberapa pesawat rumit contonya pesawat terbang,
pesawat telepon, pesawat televisi, mobil, motor, sepeda dll.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan pesawat sederhana ?
2. Apa
saja maca-macam pesawat sederhana ?
C.
Tujuan
penulisan
1. Untuk
mengetahui penegrtian pesawat sederhana
2. Untuk
mengetahui macam-macam pesawat sederhana
BAB II
PEMBAHASAN
PESAWAT SEDERHANA
A.
Pengertian
Pesawat Sederhana
Pesawat sederhana adalah alat mekanik yang dapat
mengubah arah atau besaran dari suatu gaya.[1]
Secara umum, alat-alat ini bisa disebut sebagai mekanisme paling sederhana yang
memanfaatkan keuntungan mekanik untuk menggandakan gaya. Sebuah
pesawat sederhana menggunakan satu gaya kerja untuk bekerja melawan satu gaya
beban. Dengan mengabaikan gaya gesek yang
timbul, maka kerja yang dilakukan oleh beban besarnya akan sama dengan kerja
yang dilakukan pada beban.
Pesawat sederhana merupakan peralatan yang melakukan usaha dengan
hanya satu gerakan.[2] Penggunaan pesawat sederhana dimaksudkan agar memudahkan pekerjaan kita. Besar keuntungan yang diperoleh dari penggunaan pesawat sederhana dinamakan keuntungan mekanis. Keuntungan mekanis yang akan dihasilkan dari masing-masing pesawat sederhana ini berbeda-beda, bergantung jenis pesawat sederhana yang digunakan.
hanya satu gerakan.[2] Penggunaan pesawat sederhana dimaksudkan agar memudahkan pekerjaan kita. Besar keuntungan yang diperoleh dari penggunaan pesawat sederhana dinamakan keuntungan mekanis. Keuntungan mekanis yang akan dihasilkan dari masing-masing pesawat sederhana ini berbeda-beda, bergantung jenis pesawat sederhana yang digunakan.
B.
Macam-macam
Pesawat Sederhana
a.
Tuas
(Pengungkit)
Dari gambar tersebut dapat dilihat bagian-bagian
utama pada tuas yaitu :
Benda yang berbentuk batang yang berfungsi sebagai pengungkit
Penyangga/penumpu/titik tumpu T diletakkan antara kedua ujung batang tersebut Titik beban B yaitu ujung yang digunakan untuk meletakkan benda yang akan diangkat Titik kuasa F, yaitu ujung pengungkit yang diberi gaya kuasa untuk mengangkat beban. Atau dengan kata lain pengungkit adalah alat yang menggunakan sebuah batang dengan titik tumpu yang dapat berpindah-pindah. Pengungkit atau tuas berupa batang besi atau batang kayu atau benda lain yang dapat digunakan untuk mengungkit.
Benda yang berbentuk batang yang berfungsi sebagai pengungkit
Penyangga/penumpu/titik tumpu T diletakkan antara kedua ujung batang tersebut Titik beban B yaitu ujung yang digunakan untuk meletakkan benda yang akan diangkat Titik kuasa F, yaitu ujung pengungkit yang diberi gaya kuasa untuk mengangkat beban. Atau dengan kata lain pengungkit adalah alat yang menggunakan sebuah batang dengan titik tumpu yang dapat berpindah-pindah. Pengungkit atau tuas berupa batang besi atau batang kayu atau benda lain yang dapat digunakan untuk mengungkit.
Pengungkit atau disebut juga tuas merupakan pesawat sederhana yang paling
sederhana. Pengungkit ini terdiri dari sebuah batang kaku yang berrotasi di
sekitar titik tetap yang dinamakan titik tumpu.[3]
prinsip
kerja tuas
Kalau kita akan mengangkat benda dengan menggunakan
tuas, maka kita harus meletakkan benda di salah satu ujung pengungkit (tuas)
kemudian memasang batu atau benda apa saja sebagai penumpu dekat dengan benda
seperti pada gambar . Selanjutnya tangan kita memegang ujung batang pengungkit
dan menekan batang pengungkit tersebut secara perlahan-lahan sampai benda dapat
diangkat atau bergeser. Dengan menggunakan tuas semakin jauh jarak kuasa
terhadap titik tumpu, maka semakin kecil gaya yang diperlukan untuk mengangkat
beban, atau dapat dirumuskan
Jenis
Tuas
Berdasarkan tititk
tumpunya, tuas dapat dikelompokkan menjadi 3 kelas /jenisnya yaitu :
1.
Tuas kelas
pertama :
Tuas kelas yang pertama yaitu tuas
yang memiliki titik tumpu berada diantara titik kuasa F dan titik beban B,
Contohnya : gunting dan palu
2. Tuas
kelas kedua
Tuas kelas kedua
yaitu tuas yang memiliki titik beban berada diantara titik kuasa F dan titik
tumpu T atau bebannya diletakkan diantara titik tumpu dan titik kuasa. Contoh
alat yang bekerja berdasarkan prinsif tuas kelas kedua antra lain :
gerobak
dorong pembuka botol pemecah biji
3. Tuas
kelas ketiga
Tuas yang titik
kuasa F posisinya berada diantara titik tumpu T dan titik beban B contohnya:
penjepit, tangan memegang beban.
Komponen pengungkit
Komponen-komponen
yuang terdapat dalan sebuah pengungkit diantaranya :
Titik
kuasa (K) yaitu bagian ujung pengungkit yang diberi gaya kuasa unuk mengangkat
beban .
Titik
beban (B) yaitu bagian ujung pengungkit yang digunakan untuk mengangkat atau
memindahkan benda yang hendak diangkat atau dipindahkan.
Titik
tumpu (T) yaitu bagian pengungkit yang menjadi posisi tumpuan atau penyangga.
Letak
titik tumpu ini beragam, ada yang dibagian tengah pengungkit, ada pula yang
dibagian ujungnya, bergantung jenis pengungkit. Lengan kuasa (Lk), yaitu jarak
antara titik kuasa dengan titik tumpu. Lengan beban (Lb), yaitu jarak antara titik
bebab dengan titik tumpu. Gaya berat beban (Fb), yaitu gaya berat yang
ditimbulkan beban pada pengungkit. Gaya kuasa (Fk), yaitu gaya yang diperlukan
untuk mengangkat atau memindahkan beban.
Semakin
jauh jarak kuasa dari titik tumpu, maka semakin kecil gaya kuasa yang
diperlukan untuk memindahkan/mengangkat sebuah beban. Demikian pula semakin
dekat beban titik tumpu, maka semakin kecil gaya kuasa yang diperlukan. Secara
sistematis, hubungan gaya kuasa, gaya berat beban, lengan kuasa, dan lengan
beban dinyatakan oleh persamaan:
KM = Fb/Fk=Lk/Lb
Dengan Fb = gaya berat beban yang akan diangkat
(satuannya newton)
Fk= gaya kuasa yang diberikan (satuannya newton)
Lk = panjang lengan kuasa /jarak antara titik kuasa
dan titik tumpu (satuannya meter)
Lb = panjang lengan beban/jarak antara titik beban dan
titik tumpu (satuannya meter)
Besar keuntungan mekanis (KM) pada pengungki merupakan
perbandingan antara berat beban (B) dan gaya kuasa (KM) pada pengungkit
merupakan perbandingan antara berat beban (B) dan gaya kuasa (F) atau
perbandingan antara lengan kuasa (Lk) dan lengan beban (Lb).
b.
Bidang
Miring
Bidang
miring merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang digunakan untuk
memindahkan benda dengan lintasan yang miring. Atau dengan kata lain bidang
miring merupakan permukaan datar dengan salah satu ujung lebih tinggi daripada
ujung yang lain. Dengan menggunakan bidang miring beban yang berat dapat
dipindahkan ketempat yang lebih tinggi dengan lebih mudah, artinya gaya yang
kita keluarkan menjadi lebih kecil bila dibanding tidak menggunakan bidang
miring. Semakin landai bidang miring semakin ringan gaya yang harus kita
keluarkan. Dalam kehidupan sehari-hari prinsip bidang miring digunakan untuk
alat bantu kerja misalnya baji dan sekrup :[4]
Baji adalah
benda keras yang terbuat dari batu atau logam yang dibuat tebal pada salah satu
ujungnya sedangkan ujung yang lain dibuat lebih tipis sehingga bagian ujung
yang tipis menjadi lebih tajam. Contohnya: kapak, pisau, paku, pahat.
Sekrup
Sekrup adalah salah satu alat yang menggunakan prinsip bidang miring. Pada
dasarnya sekrup adalah bidang miring yang melilit pada sebuah silinder oleh
karena itu apabila sekrup diputar atau diulir maka sekrup tersebut dapat
bergerak maju mundur
Keuntungan
Mekanik Bidang Miring
Keuntungan
Mekanik Bidang miring Dengan menggunakan bidang miring beban kerja terasa lebih
ringan, berarti kita memperoleh keuntungan. Keuntungan yang diperoleh jika
menggunakan bidang miring disebut keuntungan mekanik bidang miring. Besarnya
keuntungan mekanik dinyatakan sebagai perbandingan antara berat beban yang akan
diangkat dengan besar gaya kuasa yang diperlukan.
Rumus
dari bidang miring yaitu :
W x h = F x s
Keterangan dari rumus diatas ialah :
W x h = F x s
Keterangan dari rumus diatas ialah :
- W = Beban (N)
- F = Gaya (N)
- s = Panjang bidang miring (m)
- h = Tinggi bidang miring (m)
c.
Katrol
Katrol adalah
suatu roda yang berpuar pada porosnya. Katrol biasanya digunakan bersama-sama
dengan rantai atau tali.[5]
Benda-benda yang berat dapat diangkat dengan menggunakan katrol. Katrol dapat
mengubah arah gaya yang digunakan untuk menarik atau mengangka benda. Pada
prinsipnya katrol merupakan pengungkit karena
mempunyai titik tumpu, kuasa dan beban.
Ada beberapa jenis katrol yaitu :
1. Katrol
tetap
Jadi
Keuntungan lain dari katrol tetap adalah mengubah arah gaya dari gaya angkat
menjadi gaya tarik ke bawah.
Katrol tetap Yaitu
katrol yang posisinya tidak berubah. Katrol ini dipasang pada tempat tertentu
contohnya katrol pada sumur timba. Dengan menarik ujung tali yang tidak terikat
pada beban, maka beban akan terangkat . kuasa yang dibutuhkan sama dengan berat
beban itu sendiri.
2. Katrol
bebas
Katrol ini dalam keseharian sering digunakan untuk
mengangkat barang-barang pada tukang bangunan bertingkat tinggi
Pada
katrol bergerak titik tumpu terletak pada tali yang terikat pada tempat
tertentu sedangkan titik beban terletak pada pusat (poros) katrol dan titik
kuasa terletak pada tali yang ditarik gaya. Oleh sebab itu maka panjang lengan
kuasa adalah 2 kali panjang lengan beban. Jadi keuntungan mekanik katrol
bergerak adalah 2 kali.
Katrol
bebas Yaitu katrol yang posisinya selalu berubah. Katrol bebas dapat bergerak,
tidak dipasang pada tempat tertentu. Katrol ditempatkan diatas tali dengan
beban dikaitkan pada katrol. Salah satu ujung tali diikat pada tempat yang
tetap. Ujung yang lain ditarik keatas, akibat tarikan itu, katrol dan beban
akan naik, kuasa yang diperlukan pada katrol bebas untuk menarik beban lebih
kecil daripada kuasa kuasa yang dipelukan pada katrol tetap.
3. Katrol
majemuk
Katrol
majemuk ini jika digunakan akan memberikan gaya yang lebih kecil dibandingkan
dengan katrol bebas dan katrol tetap.
Merupakan perpaduan antara katrol tetap dan katrol
bebas yang dihubungkan dengan tali. Pada katrol majemuk,
beban dikaitkan pada katrol bebas. Salah satu ujung tali dikaitkan pada
penampang katrol tetap. Jika ujung tali yang lainnya ditarik maka beban akan
terangkat beserta bergeraknya katrol bebas ke atas
d.
Roda berporos
Roda dan poros merupakan salah satu
jenis pesawat sederhana yang terdiri dari dua buah silinder dengan jari-jari
yang berbeda dan bergabung di pusatnya. Silinder berjari-jari besar dinamakan
roda dan silinder berjari-jari kecil dinamakan poros.[6]
Keuntungan
mekanis yang diperoleh dari roda dan poros dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut.
Sistem kerja
roda dan poros
Roda dan poros bekerja dengan cara mengubah besar dan arah gaya yang
digunakan untuk memindahkan (dalam hal ini, memutar) sebuah benda. Contoh
penerapan roda dan poros dalam kehidupan diantaranya pemutar keran air,
pegangan pintu yang bulat, obeng, roda pada kendaraan, setir kendaraan, alat
serutan pensil, bor tangan, dan sejenisnya.
Jenis-jenis
roda, yaitu:
a.
Roda setali
Roda setali yaiu dua buah roda atau lebiih yang
dihubungkan dengan tali. Contoh: roda sepeda yang dihungkan dengan rantai, dan
roda sepeda motor yang dihubungkan dengan rantai
b.
Roda sepusat
Roda sepusat yaitu dua buah roda atau lebih yang memiliki pusat yang sama.
Conoh: roda pada mobil truk
c.
Roda bersinggungan
Roda bersinggungan yaitu dua buah roda atau lebih yang saling
bersinggunagan satu sama lain. Roda bersinggungan besar menghasilkan gaya yang
lebih besar sehingga kuasa yang diperlukan lebih kecil, tetapi kondisi ini
harus diimbangi dengan kecepatan putar yang tinggi, tetapi gaya yang dihasilkan
relatif kecil sehingga harus diimbangi dengan kuasa yang besar. Mesin pada jam
merupakan penerapan dan pemanfaatan roda
bersinggungan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pesawat
digunakan manusia untuk memudahkan pekerjaan. Ada dua jenis pesawat yaitu
pesawat sederhana dan pesawat rumit. Pesawat sederhana ada empat macam, yaitu
tuas atau pengungkit, bidang miring, katrol, dan roda.
Tujuan menggunakan pesawat sederhana adalah
untuk melipatgandakan gaya atau kemampuan, mengubah arah gaya, dan memperbesar
kecepatan ketika menempuh jarak yang lebih jauh.
Pesawat sederhana bukan untuk menciptakan gaya
atau menyimpan gaya, tapi untuk memudahkan dan meringankan pelaksanaan
pekerjaan. Aplikasi pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari banyak kita
jumpai. Contohnya gunting, pemecah kemiri, gerobak dorong, pisau, tangga,
katrol penimba air, sepeda, jam, mobil truk, dan mobil derek.
B.
Saran
Setelah kita mempelajari materi pesawat sederhana kita mengetahui bahwa
pesawat sederhana memudahkan kita dalam melakukan pekerjaan sehari-hari.
Sebaiknya kita dapat memanfaatkannya dengan baik sehingga kita tidak kesulitan
dalam melakukan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu masyarakat sebaiknya lebih kreatif dan inovatif dalam
memanfaatkan pesawat sederhana sehingga dari sebuah pesawat sederhana dapat
tercipta benda-benda yang susunannya lebih kompleks dan rumit yang bermanfaat.
Demikian makalah ini penulis sajikan, Tentunya masih
terdapat banyak cacat yang perlu untuk mencapai kesempurnaan, oleh karenanya
penulis berharap sudilah kiranya kekurangan-kekurangan tersebut, para pembaca
yang budiman sebagai pemerhati ilmu lebih khusus di bidang pendidikan untuk
memberi koreksi atau saran demi sempurnanya makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Haryanto. 2009. Sains. Malang. Erlangga
Widodo. 2004. Alamku Sains. Jakarta. Bumi Aksara
Setya Nuracmandani. Samson Samsulhadi. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam (Tepadu). Surakarta.
Pusat Pembukuan Kementrian Pendidikan Nasional
Purwoko, Fendi.2006. Fisika. Bandung. Yudhistira
http://mediabelajaronline.blogspot.com/2010/03/pesawat-sederhana.htmlhttp://balaiedukasi.blogspot.com/2013/12/pesawat-sederhana.html
[1]Haryanto,sains,(Malang:Erlangga,2009).hlm.120
[2] Widodo, Alamku Sains,(Jakarta:Bumi
Aksara,2004).hlm. 75
[3]Setya
Nuracmandani,Samson Samsulhadi.Ilmu
Pengetahuan Alam (Tepadu).(Surakarta:Pusat Pembukuan Kementrian Pendidikan
Nasional ,2008).hlm.258
[5] Purwoko, Fendi, Fisika.(Bandung:Yudhistira,2006).hlm.27
Permisi, izin share tulisannya,
BalasHapusterimakasih banyak, ini sangat membantu.